MOH. IDRUS

Beribadah, Berilmu, dan Beramal

FIQHUL MUSIBAH : Analisis Ilmiah Memahami Musibah Perspektif Al-Qur`an

Penyusun :
MOH. IDRUS, MA.Pd
Peserta Program PKU XII MUI DKI Jakarta / Alumnus Program Magister SPS UIN Jakarta
Kepala Sekolah SDS Persatuan Islam Koja Jakarta Utara
(Phone : 0813 1000 7884 – 085774337272 / Email : mohidrus.mhd@gmail.com)

Allah Swt berfirman :
QS. Al Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155)
“Sungguh akan kami uji kamu dengan sedikit perasaan takut, perasaan lapar, kekurangan harta, kehilangan jiwa, dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar”
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya :

فَإِنَّ الْجَائِعَ وَالْخَائِفَ كُلٌّ مِنْهُمَا يَظْهَرُ ذَلِكَ عَلَيْهِ، وَلِهَذَا قَالَ لِبَاسُ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ. وَقَالَ هَاهُنَا: بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ أَيْ بِقَلِيلٍ مِنْ ذَلِكَ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوالِ أَيْ ذَهَابُ بَعْضِهَا وَالْأَنْفُسِ كَمَوْتِ الْأَصْحَابِ وَالْأَقَارِبِ وَالْأَحْبَابِ وَالثَّمَراتِ أَيْ لَا تُغِلُّ الحدائق والمزارع كعادتها.
قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: فَكَانَتْ بَعْضُ النَّخِيلِ لَا تُثْمِرُ غَيْرَ وَاحِدَةٍ، وَكُلُّ هَذَا وَأَمْثَالُهُ مِمَّا يَخْتَبِرُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ فَمَنْ صَبَرَ أَثَابَهُ ومن قنط أحل به عقابه، ولهذا قال تعالى: وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ وَقَدْ حَكَى بَعْضُ الْمُفَسِّرِينَ أَنَّ الْمُرَادَ مِنَ الْخَوْفِ هَاهُنَا خَوْفُ اللَّهِ، وَبِالْجُوعِ صيام رمضان، وبنقص الْأَمْوَالِ الزَّكَاةُ، وَالْأَنْفُسِ الْأَمْرَاضُ، وَالثَّمَرَاتِ الْأَوْلَادُ، وَفِي هَذَا نَظَرٌ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

Maka dapat difahami bahwa kehidupan di dunia ini salah satu hiasannya adalah musibah.
Maka bagi seorang muslim perlu memahami musibah secara benar.
Jangan mengaitkan antara musibah dengan berkuasanya atau jatuhnya seseorang dari kekuasaan.
Jangan pula menvonis bahwa saudara kita yang terkena musibah adalah para pendosa dan yang tidak terkan musibah menjadi lebih baik dari mereka.

Di dalam al-Qur`an ummat terdahulu telah ditimpakan bencana yang sangat dahsyat. Bahkan jauh melebihi dahsyat bencana yang menimpa ummat saat ini diantaranya :

• Pertama kaum Nabi Nuh As
QS. al-A`raf : 64
Mereka ditimpa bencana Maha Dahsyat yang menenggalamkan penjuru negeri dan menenggelam penduduknya kecuali yang beriman dan mengikuti ajakan Nabi Nuh menaiki bahtera yang telah dibuatnya.

• Kedua kaum Nabi Luth As
QS. al-A’raf ayat 80-82
Mereka ditimpa bencana berupa suara keras yang mengguntur ketika matahari akan terbit sehingga dibalikkan dan mereka dihujani dengan batu belerang karena perilaku seksual yang menyimpang yaitu homoseksual.

• Ketiga kaum Nabi Hud As
QS. at-Taubah ayat 70
QS. al-Qamar ayat 18
QS. Fusilat ayat 13
QS. an-Najm ayat 50
QS. Qaaf ayat 13
Kaum Ad Mereka ditimpa bencana angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir karena mereka mendustakan kenabian Nabi Hud As.

• Keempat Kaum Nabi Saleh As
QS. al-Hijr ayat 80
QS. Huud ayat 68
QS. Qaaf ayat12
Kaum Tsamud meraka ditimpa bencana karena membunuh unta betina yang keluar dari celah batu.

• Kelima Kaum Nabi Syuaib As
QS. at-Taubah ayat 70
QS. al-Hijr ayat 78
QS. Thaha ayat 40
QS. al-Hajj ayat 44
Kaum Madyan mereka ditimpa musibah hawa panas yang sangat kendati berlindung ditempat yang teduh karena berbuat curang dalam perdagangan ketika membeli minta dilebihkan tetapi ketikamenjual mereka mngurangi.

• Kaum Saba
QS Sabaa 15-19.
Mereka ditimpa bencana karena enggan beribadah setelah diberi kemakmuran dengan kebun-kebun yang lebat dan telah diperingati oleh Nabi Sulaiman As.

Bencana dalam konteks kekinian tentua saja perlu ada kajian lebih mendalam dalam tentang apa yang menimpa ummat saat ini. Apakah bencana yang menimpa ummat saat ini sama dengan dengan apa yang menimpa ummat terdahulu. Namun dalam beberapa ayat yang terdapat dalam al-Qur`an setiap musibah dapat menjadi petunjuk dalam beberapa hal diantaranya :

1. Pertama. Sebagai sebuah bukti komitmen keimanan.
QS. al-Ankabut : 2-3
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)
2. Kedua. Peningkatan derajat keimanan.
• Keimanan Nabi Nuh
QS. al-Angkabut ayat 14
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ (14)
• Keimanan Nabi Ibrahim
QS. al-Anbiya ayat 57-70
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ (57) فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ (58) قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ (59) قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ (60) قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ (61) قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ (62) قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ (63) فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ (64) ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنْطِقُونَ (65) قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ (66) أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (67) قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (68) قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (69) وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ (70)

• Keimanan Nabi Ayyub
QS. Shaad ayat 41.
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

3. Ketiga Sebagai teguran
كما في الحديث عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : ( إذا أراد الله بعبده الخير عجَّل له العقوبة في الدنيا ، وإذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافيه به يوم القيامة ) خرجه الترمذي وحسنه ”
Sebagaimana dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba-Nya maka Allah akan menyegerakan hukuman untuknya di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki keburukan untuk seorang hamba maka Allah akan biarkan orang tersebut dengan dosa-dosanya sehingga Allah akan memberikan balasan untuk dosa tersebut pada hari Kiamat nanti” (HR Tirmidzi dan beliau menilainya sebagai hadits dengan kualitas hasan).

4. Keempat sebagai siksa QS. al-Anfal ayat 25
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (25)
5. Kelima sebagai bukti adanya pertolongan Allah QS. al-Baqarah ayat 214.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (214)
6. Bukti cinta Allah kepada hambaNya.
“Ketika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya dengan musibah. Siapa yang bersabar, maka dia akan diganjar pahala (atas kesabarannya itu). Sedangkan bagi yang berkeluh-kesah, ia pun hanya memperoleh keluh-kesahnya itu” (HR. Ahmad dan al-Thabrani).

Tinggalkan komentar